Punya 16 Anak Hafiz Quran, Ini Kata Kamaruddin Djiwa Soal Tingginya Buta Huruf Alquran
Salam Sahabat! Fenomena pasangan Kamaruddin Djiwa dan Najra Rasyid menjadi viral saat sebelum memasuki Ramadhan. Pasangan ini menjadi pembicaraan banyak orang lantaran memiliki 16 anak penghafal Alquran. Meski tak semua anak menyelesaikan hafalannya hingga 30 juz, tetap saja netizen berdecak kagum. Kamaruddin yang notabene berprofesi sebagai guru dan Najra Rasyid yang merupakan ibu rumah tangga mampu mendidik 16 anaknya dengan pendidikan agama yang mumpuni.
Dalam rangka memperingati hari Nuzulul Quran, Tim Redaksi Maktabu mewawancarai Kamaruddin Djiwa tentang tingginya buta huruf Alquran di negeri ini. Menurut Kamaruddin, semua pihak harus urun rembuk menyelesaikan permasalahan ini. Dia menjelaskan, masalah ini bisa diselesaikan dengan pendekatan pendidikan.
Selain mendidik keluarganya dengan Alquran, Kamaruddin Djiwa bersama enam temannya juga mendirikan sebuah Pesantren Tahfiz Quran di Kolaka Utara bernama Baitul Maqdis. Selain itu, Kamaruddin melakukan pelatihan manajemen Alquran di berbagai TPA di sekitar kediamannya. “Pondok kami di Pesantren Baitul Maqdis mengajak tokoh-tokoh masyarakat, setelah selesai dia mendirikan Rumah Tahfidz,” ujar dia.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Hingga saat ini, dia menjelaskan, sudah ada enam rumah tahfiz yang didirikan oleh para alumnus pelatihan Manajemen Alquran. Peminat masyarakat setempat untuk ikut program baca Alquran pun kian tinggi terutama di kalangan anak-anak. Menurut Kamaruddin, hal tersebut memacu para orang tua untuk ikut belajar Alquran. Dia berharap, dengan cara itu masyarakat Indonesia khususnya di Nusantara bisa terbebas dengan buta huruf Alquran.
Seperti diketahui, tingkat kemampuan masyarakat Muslim Indonesia dalam membaca Alquran masih memprihatinkan. Mengutip data Sensus Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, buta huruf Alquran mencapai 53,57 persen. Sementara, riset dari Institut Ilmu Alquran (IIQ) pada 2018 mencatat ada sekitar 65 persen penduduk Indonesia yang tidak bisa membaca Alquran. Artinya, lebih dari separuh masyarakat Indonesia buta huruf Alquran.
