Literasi

Merenungi Nuzulul Quran, Saat Mayoritas Muslim Indonesia Buta Huruf Alquran

Salam Sahabat! 17 Ramadhan besok, kita diingatkan satu peristiwa penting dalam sejarah umat Islam yakni Nuzulul Quran. Hari dimana Alquran yang mulia diturunkan lewat Rasulullah SAW dengan wahyu pertama: Iqra yang berarti bacalah. Suatu perintah yang hendak membangkitkan kesadaran literasi Rabbani di tengah budaya jahiliyah warga Arab ketika itu.

Sayangnya, sudah lebih dari 14 abad perintah itu disampaikan, budaya literasi kita masih tergolong rendah. Sebagai penganut Muslim terbesar di dunia pun, tingkat kemampuan dalam membaca Alquran masyarakat kita masih memprihatinkan. Mengutip data Sensus Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, buta huruf Alquran mencapai 53,57 persen. Sementara, riset dari Institut Ilmu Alquran (IIQ) pada 2018 mencatat ada sekitar 65 persen penduduk Indonesia yang tidak bisa membaca Alquran. Artinya, lebih dari separuh masyarakat Indonesia buta huruf Alquran.

Penanggung jawab Program Indonesia Bisa Baca Quran (IBBQ) Cinta Qur'an Denny Rahman Hakim menjelaskan, masih banyak masyarakat Indonesia di pedalaman yang buta huruf Alquran. Dalam perjalanannya ke beberapa daerah, Denny menyaksikan minimnya kemampuan peserta dalam membaca Alquran.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selama 2022 ini, Denny mengaku sudah pergi ke berbagai daerah untuk melakukan pelatihan Alquran di pedalaman. Dia menyusuri berbagai kepulauan di Kalimantan Barat yang mayoritas penduduknya merupakan mualaf suku Dayak. “Di daerah Empanang dan Kenelang (Kabupaten Kapuas Hulu), Muslim disitu kebanyakan mualaf Dayak. Selama 30 tahun ini, baru kali ini mereka mendapatkan guru Alquran,”ujar dia saat berbincang dengan tim Redaksi Maktabu Republika di Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/4).

Tidak hanya daerah dengan Muslim sebagai minoritas, dia menjelaskan, ada pula masyarakat di daerah perbatasan Aceh yang belum mengenal bacaan Alquran. Fenomena tersebut pun membuat Denny merasa Heran mengingat Aceh dikenal sebagai Serambi Mekah. “Di masyarakat perkotaan di daerah Kali Code, Yogyakarta pun tingkat kemampuan bacaan Alqurannya juga masih memprihatinkan,”jelas dia.

Untuk itu, Denny bersama Yayasan Cinta Quran menggemakan kampanye IBBQ yang bertujuan membebaskan masyarakat nusantara dari buta huruf Alquran. Program ini menargetkan satu juta Muslim mendapatkan pelatihan dengan metode tahrir agar bisa mengenal huruf-huruf Alquran secara cepat dan tepat. Saat ini, peserta program masih berkisar seratus ribu orang dengan target yang mencapai satu juta orang.

Salah satu peserta, Muhammad Ngaidin (47 tahun) mengaku baru pertama kali mendapatkan pengajaran Alquran lewat metode tahrir ala Cinta Quran. Menurut dia, metode tersebut mudah dipahami oleh orang yang baru belajar Alquran seperti dirinya.

Dia pun berpesan agar setiap Muslim yang belum bisa membaca Alquran agar tidak minder dalam belajar. "Belum bisa baca hindari rasa minder dan rasa malu karena ilmu kewajiban,"jelas dia.

Nah Sahabat! Kita patut mengapresiasi gerakan-gerakan akar rumput seperti Denny dan kawan-kawan. Semoga Nuzulul Quran yang kita peringati setiap tahunnya bisa kita renungkan lebih dalam bahwasanya masih banyak saudara-saudara kita yang butuh pertolongan untuk membaca Alquran.

Alquran Kuno di Vatikan Punya 39 Nama Surah yang Berbeda

Sahkah Sholat Anda Jika Sambil Membaca Mushaf Alquran?

Waspada! Ini Jenis Kesalahan Membaca Alquran yang Diharamkan Ulama

Merinding! Video Ribuan Pemuda Palestina Bersumpah Rebut Al Aqsa

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Pecinta Nasi Uduk