Buat yang Mau Mudik, Ini Rangkaian Sunah Rasulullah Saat Traveling

Tuntunan  

Salam Sahabat! Semasa hidupnya, Nabi SAW melakukan perjalanan jauh sebagai musafir untuk empat ma cam keperluan. Musafir untuk berhijrah, musafir untuk berjihad, berumrah, hingga berhaji. Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Bekal Hidup Muslim mengungkapkan, Rasulullah SAW biasa berangkat melakukan perjalanan pada pagi hari. Nabi SAW lebih suka pergi pada hari Kamis. Dia pun ber doa kepada Allah SWT agar umatnya di beri berkah pada pagi harinya.

Saat mengirim utusan delegasi atau pasukan tentara untuk safar dalam rangka jihad, Nabi SAW juga memberangkatkan mereka pada pagi hari. Nabi menganjurkan agar rombongan musafir berjumlah tiga orang dan salah satu diantaranya ditunjuk sebagai pemimpin. Nabi SAW melarang seseorang bepergian jauh sendirian. Kata dia, jika pergi jauh sendirian adalah setan sedangkan jika pergi dua orang maka mereka sama saja dua setan. Ketika jumlah rombongan ada tiga orang, mereka adalah musafir sebenarnya.

Ketika bangkit hendak bepergian jauh, Nabi SAW selalu membaca doa, "Ya Allah, kepada-Mu aku menuju dan dengan- Mu aku berlindung. Ya Allah, cukupkan aku pada apa yang menjadi kebutuhanku dan dari apa yang tidak aku beri perhatian baginya. Ya Allah, bekali aku dengan ke takwaan dan ampunilah dosaku. Serta arahkan aku kepada kebaikan kemanapun aku menuju."

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketika binatang tungganngannya telah menghampiri Nabi SAW, dia membaca bismillah ketika meletakkan kaki pada penyangganya. Saat berada di atas punggung kendaraannya, dia baru kembali membaca doa. "Segala puji bagi Allah, Maha suci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini bagi kami sedang kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah akan dikembalikan,"Nabi melanjutkan doanya, "Segala puji bagi Allah, segala puji bagi Allah." Dia lantas bertakbir, "Allahuakbar, Allahu akbar, Allahuakbar." "Maha suci Engkau. Aku telah menzalimi diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain engkau.Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan kami ini, dan apa yang engkau ridhai dari pekerjaan kami. Ya Allah ringankanlah beban perjalanan kami ini dan perpendeklah jaraknya. Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam bepergian dan Pengganti pada keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, dan dari jeleknya pemandangan serta perubahan yang buruk pada keluarga dan harta setelah kembali."

Ketika kembali, Nabi SAW mengucapkan kembali doa di atas. Nabi SAW tambahkan dengan doa lain, "Kami kembali dan kami bertobat. Kami menyembah Tuhan kami dan me muji-Nya."Ketika mendaki ke tempat tinggi, Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya bertakbir. Apabila menuruni tempat rendah, mereka mengucapkan tasbih. Jika mendekati suatu desa yang ingin memasukinya, dia mem baca, "Ya Allah, Tuhan tujuh langit serta apa yang dinaunginya, dan Tuhan seluruh lapis bumi serta apa yang dikandungnya. Dan Tuhan setan-setan serta apa yang disesatkannya, dan Tuhan angin dan apa yang diembuskannya. Aku mohon kepada-Mu kebaikan desa ini dan kebaikan pendu duk nya, serta kebaikan apa yang ada didalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan penduduknya, serta kejahatan yang ada di dalamnya."

Selama perjalanan jauh, Nabi SAW ke rap melakukan shalat fardhu empat rakaat dengan qashar (menjadi dua rakaat). Ke tika dia berangkat sebelum tergelincir ma ta hari, Nabi SAW menunda shalat Zhuhur hingga waktu Ashar. Nabi SAW pun melakukan shalat Jama' Takhir. Namun, bila dia berangkat setelah tergelincir matahari, dia mengerjakan shalat Zhuhur terlebih dahulu, lalu naik ke kendaraannya. Sedangkan, jika sedang mempercepat perjalanannya, dia menunda shalat Maghrib untuk digabungkan (jamak) dengan shalat Isya.Shalat jamak di dalam kendaraan bukan merupakan petunjuk Nabi SAW.

Di antara tuntunan Nabi SAW dalam musafir, beliau membatasi diri dengan hanya mengerjakan shalat-shalat fardhu (ketika musafir). Tidak ada riwayat darinya bahwa beliau melakukan shalat sunah sebelum dan sesudahnya kecuali pada sha lat sunah fajar (sebelum Subuh) dan shalat witir. Namun, Nabi SAW tidak melarang melakukan shalat tathawu (sunah) sebelum dan sesudahnya. Tapi itu kedudukannya seperti shalat sunah mutlak, bukan sebagai sunnah rawatib (yang mengiringi shalat-shalat fardhu).Nabi SAW juga pernah melakukan shalat Dhuha sebanyak delapan rakaat ketika penaklukkan Makkah (Fathu Makkah). Salah satu petunjuk Rasulullah SAW lain nya saat melakukan perjalanan adalah me ngerjakan shalat sunah di atas kendaraannya ke arah mana saja ia dibawa berjalan. Dia hanya memberi isyarat untuk posisi rukuk.

Bacaan Doa Menyambut Datangnya Pagi Agar Hari Anda Dimulai dengan Kebaikan

Amalan Setelah Sholat Subuh yang Pahalanya Seperti Haji dan Umrah

Tata Cara Sholat Dhuha dari Dua Rakaat Hingga Bilangan tak Terhingga

Doa Setelah Shalat Dhuha Versi Muhammadiyah Beserta Terjemahannya

Enam Adab Mengumandangkan Adzan yang Wajib Diperhatikan Muadzin

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Pecinta Nasi Uduk

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image