Tuntunan

Sulaiman bin Amr, Pemalsu Hadits Tidurnya Orang Puasa Merupakan Ibadah

“Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.”

Hadits ini begitu populer saat kita memasuki bulan Ramadhan. Tidak jarang, banyak diantara kita yang menggunakan dalil ini untuk menghabiskan waktu berpuasa dengan tidur seharian. Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipatgandakan, namun khusus lafaz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.

Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya Fiqih Ramadhan menjelaskan, Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy- Syu'ab Al-Iman lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, ikut menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah). Namun status dhaif yang diberikan oleh As- Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif tetapi sudah sampai derajat hadits maudhu' (palsu). Lantas, siapa sebenarnya yang bertanggungjawab atas pemalsuan hadits tersebut?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Suami Istri Melakukan Hubungan Seks Saat Sahur, Masih Boleh atau Sudah Haram?

Lupa Mandi Wajib Usai Melakukan Hubungan Seks, Batalkah Puasanya?

Hadits Palsu

Al-Imam Al-Baihaqi telah menyebutkan bahwa ungkapan ini bukan merupakan hadits nabawi. Karena di dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhahi, yang kedudukannya adalah pemalsu hadits. Hal senada disampaikan oleh Al-Iraqi, yaitu bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, dimana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.

Komentar Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga semakin menguatkan kepalsuan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa si Sulaiman bin Amr ini memang benar-benar seorang pemalsu hadits. Lebih keras lagi adalah ungkapan Yahya bin Ma'in, beliau bukan hanya mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr ini pemasu hadits, tetapi beliau menambahkan bahwa Sulaiman ini adalah "manusia paling pendusta di muka bumi ini!"

Selanjutnya, kita juga mendengar komentar Al-Imam Al-Bukhari. Sulaiman bin Amr adalah matruk, yaitu haditsnya semi palsu lantaran dia seorang pendusta. Saking tercelanya perawi hadits ini, sampai-sampai Yazid bin Harun mengatakan bahwa siapapun tidak halal meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Amr.

Iman Ibnu Hibban juga ikut mengomentari, ”Sulaiman bin Amr An-Nakha'i adalah orang Baghdad yang secara lahiriyah merupakan orang shalih, sayangnya dia memalsukan hadits”. Keterangan ini bisa kita dapat di dalam kitab Al-Majruhin minal muhadditsin wadhdhu'afawal-matrukin. Juga bisa kita dapati di dalam kitab Mizanul I'tidal.

Tak Perlu Mengucapkan Niat karena Sahur Otomatis Sengaja Mau Puasa, Benarkah?

Niat Puasa Ramadhan Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Shalat Tarawih 23 Rakaat Lengkap dengan Bacaan Imam, Bilal dan Jawabannya

Tata Cara Sholat Tarawih Menurut Muhammadiyah Lengkap dengan Sholat Iftitah

Niat Puasa Sebulan Penuh dan Dalil Pembenaran dari Ulama Mazhab Maliki

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Pecinta Nasi Uduk