Tuntunan

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dan Dalil Pembenaran dari Ulama Mazhab Maliki

Niat merupakan salah satu rukun dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Tidak ada puasa tanpa niat baik itu dilafazkan atau tidak. Meski kebanyakan ulama berpendapat jika niat harus diulang setiap hari, ada salah seorang imam mazhab yang tidak mensyaratkan pengulangan niat setiap hari.

Dialah Imam Malik dan para pengikutnya. Bagi para pengikut mazhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup dilakukan di malam hari pertama bulan Ramadhan. Mereka beralasan, puasa Ramadhan wajib dilaksanakan secara terus menerus, sehingga hukumnya sama seperti satu ibadah. Sementara untuk satu ibadah hanya membutuhkan satu niat.

Niat Puasa Ramadhan Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Benarkah Lelaki Akhir Zaman akan Beristri 50? Ini Jawaban Cerdas UAH

Viral Sebut Lelaki Akhir Zaman Beristri 50 Perempuan, Begini Penjelasan Buya Arrazy

Multazim Ali Ahmadi dalam Ikhtilaf Madzhab Fiqih dalam Niat Sebulan Penuh mengutip Syekh Muhammad bin Yusuf al-Ghurnathi, salah seorang pakar fiqih mazhab Maliki. Dia mengatakan:

ـ )وكفت نية لما يجب تتابعه( اللخمي: أما ما تجب متابعته كرمضان وشهري الظهار وقتل النفس ومن نذر شيئا بعينه ومن نذر متابعة ما ليس بعينه .فالنية في أوله لجميعه تجزئه

“Dan cukup niat sekali untuk puasa yang wajib dilakukan secara terus-menerus. Imam al-Lakhmi mengatakan, Adapun puasa yang wajib dilakukan terus-menerus seperti Ramadhan, dua bulan puasa dhihar, puasa denda pembunuhan, orang yang bernazar puasa pada hari tertentu, orang yang bernazar terus-menerus berpuasa yang tidak ditentukan harinya, maka niat di awal mencukupi untuk keseluruhannya.”

Sementara itu, ulama lain berkata?

ابن رشد: وأما ما كان من الصيام يجوز تفريقه كقضاء رمضان وصيامه في السفر وكفارة اليمين وفدية اْلذى فاْلظهر من الخَلف إذا نوى متابعة ذلك أن تجزئه نية واحدة يكون حكمها باقيا وإن زال عينها ما لم يقطعها بنية الفطر .عامدا، وأما ما لم ينو متابعته من ذلك فَل خَلف أن عليه تجديد النية لكل يوم

“Ibnu Rusydi berkata, adapun puasa yang boleh dipisah seperti qadha Ramadhan, puasa Ramadhan saat bepergian, denda sumpah, fidyah al-adza (denda bagi orang ihram yang melanggar keharaman saat ihram), maka pendapat yang jelas dari ikhtilaf ulama bahwa bila ia bermaksud melakukan puasa tersebut secara terus-menerus, maka mencukupi baginya satu niat, hukum satu niat tersebut akan menetap meski hilang sosoknya selama tidak diputus dengan niat berbuka puasa secara sengaja. Adapun orang yang tidak berniat melakukannya secara terus-menerus, maka tidak ada ikhtilaf bahwa ia berkewajiban untuk memperbarui niat di setiap harinya” (Muhammad bin Yusuf al-Ghurnathi, 1988: 338).

Dikutip dari NU Online, Di dalam kitab Sabil Al Huda, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH A Idris Marzuqi mencontohkan lafazh niatnya sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

“Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah” (terjemahan dari Nu Online).

Shalat Tarawih 23 Rakaat Lengkap dengan Bacaan Imam, Bilal dan Jawabannya

Tata Cara Sholat Tarawih Menurut Muhammadiyah Lengkap dengan Sholat Iftitah

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Pecinta Nasi Uduk