Tak Perlu Mengucapkan Niat karena Sahur Otomatis Sudah Sengaja Mau Puasa, Benarkah?
Makan sahur merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW sebelum seseorang menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa Ramadhan. Makan sahur merupakan bagian dari persiapan seseorang yang hendak berpuasa keesokan harinya. Lantas, apakah makan sahur termasuk dalam kategori niat?
Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya Fiqih Ramadhan menjelaskan, sebenarnya secara syarat, ketika seseorang bangun untuk makan sahur, pastilah di dalam hatinya sudah terbersit niat puasa. Coba saja tanyakan kepada mereka yang sedang makan sahur, mau apa kok bangun dan makan di pagi buta begini? Pasti jawabannya seragam karena mau puasa besok. Hal itu sebenarnya sudah cukup untuk menegaskan bahwa di dalam hati mereka sudah ada niat untuk puasa.
Sebenarnya, jangankan bangun sahur, sekadar terbersit di dalam hati untuk berpuasa, sebenarnya sudah merupakan niat. Sebagaimana perkataan semua ulama bahwa niat itu memang adanya di dalam hati, bukan di lisan. Menurut Ustaz Sarwat, tidak ada satu pun ulama baik dari kalangan mazhab Asy-Syafi'i maupun dari mazhab lain yang mengatalakan bahwa niat itu di lidah.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Lalu bagaimana dengan lafadz niat puasa yang sangat terkenal itu? Apakah wajibdilafadzkan? Apakah puasa kita sah bila kita tidak melafadzkan niat?
Menurut Ustaz Sarwat, Lafaz niat yang sering kita dengar atau banyak dibaca di masjid-masjid terutama selesai shalat tarawih sebenarnya bukan syarat sah puasa. Lafaz itu sendiri pun tidak ada dasarnya dari Rasululllah SAW.
“Kita tidak pernah menemukan ada hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melafadzkan niat puasa di malam hari selesai shalat tarawih. .Maka puasa kita sah selama kita sudah berniat sejak malamnya sebelum masuknya waktu shubuh, meski tanpa melafadzkan niat itu di lidah kita,”jelas Ustaz Sarwat.
