Jeritan Jiwa Kartini Usai Baca Tafsir Alquran
Salam Sahabat! Hari Kartini yang jatuh pada 21 April ini mengingatkan kita atas perjuangan sosok Muslimah yang gigih menentang adat. Dalam surat-suratnya yang dikenal dengan Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini mengutarakan jeritan hatinya kepada sahabat-sahabat pena seperti Ny. Abendenon, Nn Stella Zeenhandalar, Ny Marie Ovink Soer, Ir van Kol hingga Ny Nelle van Kol.
Ahmad Mansur Suryanegara dalam Api Sejarah mengutip surat pahlawan perempuan yang lahir pada akhir abad ke-19 ini. Salah satunya setelah Kartini membaca Tafsir Alquran dalam bahasa Jawa karya KH Soleh Darat. Seperti diketahui, Kartini sebelumnya mengutarakan kegundahannya terhadap kitab suci yang tidak bisa ia ketahui isinya karena kendala bahasa. Salah satunya apa yang dia tulis kepada Stella:”.. Quran terlalu suci tiada boleh diterjemahkan ke dalam bahasa manapun juga. Disini tiada orang yang tahu bahasa Arab. Orang diajar disini membaca Quran tetapi yang dibacanya tiada ia mengerti. Pikiranku, pekerjaan gilakah pekerjaan semacam itu..”
Namun, pandangan Kartini berubah setelah ia membaca tafsir Alquran. Jeritan jiwa Kartini bisa kita lihat dari salah satu isi suratnya sebagai berikut: “Wat zijn wij toch stom, toch dom, om een heel leven lang een berg schatten naast ons te hebben et het niet te zien, niet te weten.”
“Alangkah bebalnya, bodohnya kami tiada melihat, tiada tahu bahwa sepanjang hidup ada gunung kekayaan (Alquran) di samping kami.”
Lebih lanjut, Kartini menulis: Wij zochten niet bij demenschen troost wij klemden ons vast aan Zijn hand
“Kami tidak perlu mencari pelipur hati pada manusia, kami hanya berpegang teguh pada tangan Allah”
Mau Diangkat Nabi oleh Komunitas Sunda, Bung Karno Nabi Terakhir
Siapa Maharaja Sriwijaya yang Berkirim Surat kepada Umar bin Abdul Aziz?
Itikaf di Masjid Attaawun Puncak, Bikin Ibadah Berasa Liburan