Resensi: Teori Konsumsi ala Imam Al-Ghazali
Buku ini merupakan studi atas pemikiran Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulum al-Din. Sebuah karya yang menampilkan pemikiran orisinal ekonomi Islam Al-Ghazali lewat ulasan pokok mengenai hakikat konsumsi dari perspektif sufi besar tersebut. Pandangan sang imam tentang perilaku konsumsi berbeda dengan konsumsi konvensional.
Apabila pandangan konvensional yang materialis melihat bahwa konsumsi merupakan fungsi dari keinginan, nafsu, harga barang, pendapatan, dan lain-lain, seolah tidak ada yang dapat menghalangi perilaku manusia sebagai mahluk homo economicus kecuali kemampuan dananya. Tak ada pertimbangan moral apakah praktik konsumsi tersebut berpengaruh kepada masa depan diri sendiri dan umat manusia pada umumnya.
Al-Ghazali tak sebatas berpikir mekanis. Menurut dia, setiap aktivitas ekonomi individu, baik berupa konsumsi, produksi, bahkan akumulasi kekayaan seseorang, mesti berdasarkan kepada tujuan pokok, yakni mengantarnya kepada kesalehan.
Baca juga: Curhat Para Guru untuk Mas Menteri
Baca juga: Abuya Hasan Armin Penyambung Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah
Baca juga: Petualangan Kareem dan Khalil Mencari Allah
Saat bercerita mengenai konsep tingkatan konsumsi yang terdiri atas primer, sekunder, tersier, misalnya, Al-Ghazali berpendapat, kebutuhan primer harus dipenuhi manusia karena merupakan salah satu perintah agama. Asumsinya, tidak mungkin seseorang bisa menjalankan perintah Allah SWT jika fisiknya lemah akibat minimnya asupan makanan dan minuman dengan gizi seimbang.
Meski demikian, konsumsi yang berlebihan juga tak dibenarkan. Kebutuhan pangan tersebut pun harus terjaga kehalalannya, baik dilihat dari sisi cara mendapatkannya maupun dari kadar bahan pangan itu sendiri. Karena itu, wajar jika corak pemikiran ekonomi Al- Ghazali pun kental dengan nuansa kesejahteraan sosial.
Judul : Etika dan Norma Konsumsi dalam Islam
Penulis : Faizi, Ph.D
Penerbit : Pustaka Harakatuna
Cetakan : 2021
Tebal : xxii+226 halaman
