Siapa Maharaja Sriwijaya yang Bersurat kepada Umar bin Abdul Aziz?
Maharaja Sriwijaya sudah dikenal para penulis Arab dan Persia abad ke 8-9 M. Maharaja merujuk kepada penguasa Sriwijaya. Orang Arab menyebut Sriwijaya sebagai Surbuza, Sribuza atau Sarirah. Sementara itu, sebutan al-Hind merujuk kepada Kepulauan Hindia, termasuk Sriwijaya.
Kasori Mujahid dalam Buku Di Bawah Panji Estergon menjelaskan, berita-berita dari Dinasti Tang (618-907 M) dan Dinasti Song (960-1279M) menyebut jika Sriwijaya telah berhubungan baik dengan para pedagang Arab dan Persia. Pemukiman Arab pun sudah menyebar disana. Saat itu, agama Islam bahkan sangat diperhitungkan oleh penguasa kerajaan.
Pada saat yang hampir bersamaan, di negeri Perlak, Aceh Timur, muncul Kesultanan Perlak yang berdiri pada 840-972 M. Sultan pertamanya adalah Marhum Alauddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.
Baca: Dikirimi Surat dari Maharaja Sriwijaya, Umar bin Abdul Aziz Utus Ulama
Tidak heran jika banyak dugaan sejak abad ke-8, sejumlah masyarakat Sriwijaya telah memeluk Islam meski masih dalam jumlah yang kecil. Selain para pedagang Arab dan Persia, di pesisir utara, timur dan bagian barat Sumatra.
Zainal Abidin Ahmad dalam Buku Ilmu Politik V, Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang menjelaskan, Maharaja yang berkuasa pada tahun 718 M menyatakan memeluk Islam dan kerajaannya dikenal sebagai Keraejaan Sribuza yang Islam adalah Sri Indrawarman (702-728 M).
Saat baginda wafat, tak ditemukan keterangan apakah keturunannya memeluk Islam atau tidak. Seorang keturunan Sri Indrawarman dari Wangsa Sailendra, Samaratungga (792-840 M) menjadi raja Buddha Jawa Tengah dan membangun candi Borobudur. Adanya relief gajah dan kapal Sriwijaya menandakan jika pembuat candi itu adalah keturunan Sriwijaya yang maritim.
Baca juga: Raja Sriwijaya Pernah Berkirim Surat kepada Muawiyah, Begini Isinya
Baca juga: Surat Maharaja Sriwijaya kepada Umar bin Abdul Aziz: Saya adalah Saudaramu dalam Islam