Mengenal Jessica Stern, Utusan Khusus AS bidang LGBTQI yang Ditolak MUI
Jessica Stern ditugaskan untuk menyambangi tiga negara di Asia Tenggara dari akhir November hingga 9 Desember. Stern akan bertemu dengan perwakilan pejabat dari Vietnam, Filipina dan Indonesia untuk membicarakan perihal hak asasi manusia khususnya LGBTQI.
Siapa sebenarnya Jessica Stern? Dilansir dari laman state.gov, Stern ditunjuk sebagai Utusan Khusus AS untuk Memajukan Hak Asasi Manusia Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer, dan Interseks (LGBTQI+). Stern akan mengawasi implementasi Memorandum Presiden 4 Februari 2021 tentang Memajukan Hak Asasi Manusia LGBTQI+ di seluruh dunia.
Sebelum bergabung dengan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Stern memimpin OutRight Action International, organisasi hak asasi manusia LGBTQI+ global terkemuka. Di organisasi tersebut, Stern menjabat sebagai direktur eksekutif selama sepuluh tahun.
Stern juga tercatat pernah menjadi peneliti di Human Rights Watch, Ralph Bunche Fellow di Amnesty International, direktur program di Pusat Hak Konstitusional, Human Rights Watch, dan asisten profesor di School of International & Public Affairs Universitas Columbia.
Stern juga telah menjadi anggota berbagai dewan dan dewan penasehat, termasuk Kelompok Referensi LGBTI dari UNWomen dan Kelompok Penasihat Masyarakat Sipil dari Forum Kesetaraan Generasi. Stern pun tercatat menerima banyak penghargaan termasuk dari Attitude Magazine, Crain's New York Business, Gay City News, dan Metropolitan Community Church. Utusan Khusus Stern pernah tinggal di Meksiko, Inggris Raya, dan Uruguay.