Literasi

Perpustakaan Ditantang Beradaptasi di Alam Metaverse

Salam Sahabat! Era digital menjadi sebuah tantangan bagi perpustakaan dan ekosistemnya agar bisa mempertahankan eksistensinya. Perpustakaan pun dinilai harus menjawab kebutuhan masyarakat digital pada era Society 5.0 ini. Tidak terkecuali beradaptasi pada alam metaverse.

Metaverse secara sederhana dapat didefinisikan sebagai realitas digital. Mirip dengan World Wide Web, tetapi menggabungkan aspek media sosial, augmented reality, game online, dan cryptocurrency, untuk memungkinkan pengguna melakukan aktivitas dan berinteraksi secara virtual.

Untuk memacu perpustakaan siap dalam perkembangan tekonologi tersebut, Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI) menyelenggarakan Webinar bertema 'Membangun Ekosistem Digital di Lingkungan Perpustakaan Khusus'. Perpustakaan Khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan yang mempunyai misi tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya, baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan informasi bahan pustaka dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan tugas dan fungsi lembaga yang bersangkutan maupun sumber daya manusiannya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam webinar tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Deni Kurniadi menjelaskan, seluruh perpustakaan dan pustakawan di Indonesia dapat mengembangkan perpustakaan pada era digital ini bahkan mampu masuk dalam alam metaverse. "Di era society 5.0, perpustakaan digital mampu memahami kebutuhan pengguna atau pemustakanya sehingga mudah dalam mengakses informasi yang dibutuhkannya dengan relevan dan tepat sasaran," kata Deni seperti dikutip dari www.perpusnas.go.id.

Deni menuturkan, Perpusnas bersama dengan Forum Perpustakaan Khusus Indonesia terus berusaha meningkatkan keberadaan perpustakaan khusus serta profesionalisma pustakawan dan pengelola teknisnya.

"Diharapkan seluruh perpustakaan dan pustakawan di Indonesia, dapat mengembangkan perpustakaan di era digital society 5.0 dan era industri 4.0 serta metaverse. Interaksi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual, dalam hal ini antara pustakawan dan pemustaka," tutur dia.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Pecinta Nasi Uduk