Sambut Puasa Ramadhan, Maaf Kami Masih Sibuk!
Salam Sahabat! Ramadhan tak lama lagi akan tiba. Umat Islam di segenap penjuru dunia bersiap untuk menyambut bulan penuh berkah tersebut. Hanya saja, tidak sedikit dari kita yang masih bersantai-santai seakan bulan puasa pasti akan menghampiri untuk kemudian berlalu. Kita memang bersiap tetapi sebatas materi.
Kita lebih memilih sibuk dengan jadwal belanjaan ketimbang merencanakan diri untuk bertaqarub kepada Allah. Kita memilih sibuk untuk berburu tiket mudik ketimbang menyiapkan diri untuk iktikaf pada sepuluh malam terakhir. Kita pun masih saja sibuk dengan Tunjangan Hari Raya ketimbang jor-joran dalam bersedekah.
Resensi buku Maktabu kali ini mengulas sebuah karya yangi menjadi media kontemplasi bagaimana seandainya ini Ramadhan terakhir kita? Karena itu, penulis mewarnai karyanya dengan beragam bab bernada perenungan agar kita lebih menghargai Ramadhan. Buku yang diterbitkan ulang ini setelah sempat laris manis pada 2017 lalu, mengetengahkan beragam tema Ramadhan yang menghentak. Contohnya, Ramadhan atau Tidak Sama Saja, Langit Nyaris Pecah di bulan Suci, Bahkan Tuhan Pun Berpuasa, Untung Allah Bukan DIktator, Membelenggu Diri Sejenak, Mudik Raganya, Mudik Jiwanya, Izrail Bilang Ini Ramadhan Terakhirku, Menang dari Hong-Kong, dan yang cukup provokatif adalah Kata Jibril, Ramadhan Tahun Ini Dibatalkan.
Dalam artikel tersebut, pembaca diajak untuk berandai-andai jika Jibril berpesan bahwa Ramadhan tahun ini dibatalkan. Kita terbebas dari kewajiban berpuasa, shalat sunah tarawih, tidak ada malam Lailatul Qadar, tidak ada ritual Nuzulul Qur;an, tidak ada tadarus, tidak ada Idul Fitri. Kita bisa beaktivitas sebagaimana biasa.
Jika direnungkan, pengandaian ini cocok saat kita menghadapi Pandemi Covid-19 pada awal 2020 lalu. Ketika itu, kondisi darurat membuat kita dilarang untuk pergi ke masjid menunaikan Shalat Jumat dan Shalat Tarawih. Untuk menjalankan Shalat Idul Fitri sebagai lambang kemenangan, kita pun sulit mengingat masih banyak masjid ditutup. Kondisi demikian membuat banyak dari kita yang frustrasi karena tak bisa memaksimalkan Ramadhan. Lantas, bagaimana kalau nikmat Ramadhan itu memang benar-benar ditarik dari kita? Na’uzubillah. Semoga Allah terus memberkahi kita dengan bulannya yang mulia.
Judul : Ramadhan, Maaf Kami Masih Sibuk
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif ‘an
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan : 2021
Tebal Buku : 266 Halaman