Mufti Ukraina: Ditembaki Separatis di Donbas Hingga Hidup dengan Serangan Roket di Kyiv
Salam Sahabat! Perang akibat invasi Rusia ke Ukraina berdampak kepada masyarakat setempat, tanpa memandang agama dan keyakinannya. Tidak hanya warga asli Ukraina, yang mayoritas merupakan Katolik orthodoks, umat Islam juga merasakan hal serupa.
Salah satu yang merasakan dampak konflik yang sebenarnya sudah terjadi sejak 2014 lalu adalah Said Ismagilov. Salah satu tokoh Muslim yang berstatus sebagai mufti di organisasi Muslim Ukraina, Umma, ini pernah diusir paksa dari rumahnya saat kelompok separatis yang didukung Rusia menduduki wilayah Donbas bagian timur pada 2014 lalu. Ismagilov pernah diancam akan ditangkap oleh kelompok separatis karena menjadi aktivis yang bersuara menentang pendudukan.
Selepas itu, ketika Ismagilov berkendara di area yang masih berdekatan dengan Donbas, tokoh sunni tersebut ditembak seseorang dengan senapan lewat kaca jendela mobilnya. Alhamdulillah, nyawanya selamat karena Ismagilov mengenakan rompi antipeluru.
Ismagilov kemudian pindah ke Kyiv untuk menghindari konflik. Sayangnya, ulama pemimpin organisasi Islam Umma ini harus menerima kenyataan jika Rusia melakukan invasinya yang merangsek hingga ke Kyiv. Tembakan roket jatuh di sekitarnya. Ismagilov pun mengkhawatirkan keselamatan masyarakat Ukraina dan populasi komunitas Muslim khususnya.
Dia menjelaskan, aksi Rusia di Crimea setelah Moskow menganeksasi Provinsi Ukraina bukan pertanda baik buat komunitas Muslim Tatar. Sebagian besar Tatar Krimea, orang Muslim asli wilayah Laut Hitam, menentang perampasan wilayah oleh Rusia dari Ukraina pada Maret 2014.
Warga Tatar mengatakan, mereka menghadapi diskriminasi dan kesulitan karena berada di bawah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pihak berwenang yang didukung Rusia. Majelis perwakilan Tatar, yang disebut Mejlis, dilarang, sementara saluran televisi berbahasa Tatar ditutup.
Ada sekitar 250.000 Tatar Krimea di Krimea — sekitar 12 persen dari populasinya.
Muslim Krimea yang dianggap sebagai anggota organisasi Hizbut Tahrir - sebuah kelompok Islam yang dilarang di Rusia tetapi tidak di Ukraina - telah dijatuhi hukuman hingga 20 tahun penjara atas tuduhan terorisme. Jika Rusia mengambil alih seluruh Ukraina, Mufti Ismagilov mengatakan kepada The National bahwa dia khawatir umat Islam di Ukraina dapat menghadapi penindasan.
Di Ukraina, umat Islam telah menikmati kehidupan yang relatif normal dalam beberapa tahun terakhir.
Tatar secara resmi diakui oleh pemerintah sebagai kelompok pribumi pada tahun 2014, dan semakin banyak Muslim Rusia yang berimigrasi ke Ukraina dari Kaukasus utara yang bergolak. Hingga baru-baru ini, Jumat sore di jalan di Kyiv barat yang merupakan rumah bagi Pusat Kebudayaan Islam kota itu, suasana seperti karnaval setelah salat.
https://www.thenationalnews.com/world/2022/03/04/russia-could-target-muslims-in-ukraine-top-mufti-warns/